Surat Gembala, 1 Agustus 2010
UTUSAN KRISTUS (2 KOR 5:20)
“ Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah”.
Pada hari Senin yang lalu, tepatnya tanggal 26 Juni, saya melakukan beberapa urusan mulai dari doa pagi jam 04.30-05.45 di gereja, kembali ke rumah mempersiapkan diri untuk ke Bank, karena ada beberapa transfer yang harus dilakukan, lalu langsung ke Bandara Soekarno-Hatta, karena ada lima tamu Global Mission-peserta Konferensi Asia Pasific dari Negara Philipine yang harus kami jemput untuk transit selama enam jam sebelum melanjutkan penerbangannya ke Bali pada pukul 19.20 malam. Puji Tuhan semuanya itu berjalan dengan baik.
Dalam Perjalanan pulang malam itu, ditengah jalan Tuhan menyela pikiran saya dengan kisah perwira Romawi yang dikisahkan dalam Matius 8:5-13. Dalam Matius dikisahkan bahwa 'Perwira' itu sendiri yang datang kepada Yesus untuk meminta kesembuhan bagi hambanya. Namun dalam Lukas 7:1-10 dikisahkan 'hamba-hambanya' ('suruhannya'- 'utusannya') yang datang kepada Yesus meminta kesembuhan bagi hambanya.
Nah, mana yang benar? Apakah Matius yang benar atau Lukas yang benar? Disinilah kita menemukan status dari seorang utusan. Baik Matius maupun Lukas, keduanya benar; bahwa dalam tradisi Yahudi, seorang utusan yang diberi mandat, memiliki otoritas yang sama seperti sang pemberi mandat. Utusan ini dapat berbicara seperti perkataan/pesan yang dimandatkan kepadanya dan otoritasnya sama.
Saudaraku, dalam ayat nas kita bulan ini disebutka bahwa: ”Kita adalah utusan-utusan Kristus”. Suatu gelar yang luar biasa. Namun, apakah kita menyadari betapa pentingnya dan betapa hebat kuasa yang menyertai tugas kita sebagai utusan Kristus.
Sepanjang bulan Agustus kita akan terus mendengar uraian firman tentang “Utusan Kristus”. Marilah siapkan diri kita, dan usahakan jangan pernah tidak datang dalam ibadah minggu atau pun Kelompok sel. Dan…..jangan lupa terus memuridkan saudara-saudara kita dengan pemuridan One-to- one, karena pasti hasilnya dan Allah gembira melihat ketaatan kita anak-anakNya. Firman Tuhan: ”Siapa memperhatikan firman akan mendapat kebaikan, dan berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan” (Amsal 16:20). Amin.
(Pdt. Priskila Paksoal, M.Div)