Pdt. Priskila Paksoal, M.Div. |
Gembala, Pemimpin yang bekerja seorang diri, tanpa mempunyai tim yang kuat akan cenderung menurun pengembangan dirinya.Mengapa? Karena tidak ada sparing partner yang mengingatkan dia, yang mengasah dan mempertajam kemampuannya. Ia cenderung akan menjadi orang yang pintar sendiri ditengah kelompok yang digembalakan atau yang dipimpinnya.
itu sebabnya, saya menyukai kepemimpinan staf. Melalui kepemimpinan staf, dimana ada tenaga teologi yang profesional di bidangnya, kami bekerja bersama-sama memuridkan umat Allah untuk menjadi umat yang rajin mempedulikan jiwa-jiwa yang terhilang. Visi,Misi dan Fokus pelayanan harus jelas dan terus menerus didengungkan,dikumandangkan, dipopulerkan, agar dimiliki, dihidupi oleh setiap anggota yang kita pimpin.Kami mempopulerkan visi ini melalui lagu yang kata-katanya memuat semua pernyataan visi,misi kami.Kami juga mencetak Kaos.Memberikannya kepada mereka yang telah dimuridkan, serta mendorong mereka untuk terus memuridkan yang lain,demikian seterusnya.Menuliskan visi,misi itu pada buletin gereja.Membuat umbul-umbul. Staf Gembala memakai Kaos yang sarat dengan nuansa pemuridan, hanya untuk terus mengingatkan diri kami, bahwa ada tugas besar yang Tuhan percayakan bagi kami yaitu,"Menjadikan sekalian bangsa muridNya."
Dalam penggembalaan, saya menyukai kepemimpinan staf, karena tenaga-tenaga teolog muda dapat terus dibina dan ditingkatkan kemampuannya untuk melayani dengan cara yang bermutu, yang pada gilirannya suatu saat mereka sendiri akan membangun sebuah pelayanannya sendiri dari hasil karya tangannya serta ilmu pengetahuan yang ada padanya,tentunya pasti dengan kekuatan ROH Kudus akan berhasil. Ini kerinduan saya.
Sebaliknya, para Badan Pengurus Jemaat, dapat dibina secara khusus oleh Gembala Senior agar lebih tajam fokus pelayanannya dan mengena pada sasaran. Bertumbuh dari orang awam menjadi pemimpin ditengah jemaat bersama-sama dengan staf Gembala yang ada bergandengan tangan mengolah, membajak lahan pelayanan yang Tuhan berikan.Disini, tipe kepemimpinan dari samping (from side, togetherness) sangat tepat digunakan, karena para pemimpin akan mendapat ketenangan ( baca di Notes saya: Kepemimpinan dari Samping)
Dalam hal ini, saya sebagai Gembala Pemimpin, yang membawahi Staff Gembala( tenaga teolog profesional) dan Badan Pengurus Jemaat, bersama-sama dengan Gembala Senior harus selalu merencanakan peningkatan Diri, dan harus selalu siap berubah,secara khusus dalam karakter dan ketrampilan-ketrampilan khusus. Kami harus memiliki karakter Kristus yang terus dikembangkan. Kapan saja kami berhenti meningkatkan diri,serta bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, maka habislah kami dilibas oleh lawan yang tidak pernah berhenti menggocoh dan selalu berjalan keliling mencari mangsa yang dapat dilulurnya.
Kritikus Samuel Johnson memberi nasihat bahwa,"orang-orang yang hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang sifat-sifat manusia sehingga mencari kebahagiaan dengan cara mengubah segala sesuatu selain karakternya sendiri, akan menghabiskan hidupnya dalam upaya yang sia-sia serta melipatgandakan KESEDIHAN yang ingin ia singkirkan."
Wau...Yang sepantasnya dilipatgandakan dalam kepemimpinan adalah manusia, sumber daya yang ada;namun jika Gembala Pemimpin berhenti meningkatkan diri,khusus dalam karakternya, maka yang dilipatgandakan adalah K E S E D I H A N. Pada hal dalam kepemimpinan, dalam penggembalaan kesedihan ini harus kita singkirkan. Karena Yesus pun datang untuk memberi kita shalom atau damai sejahtera.
Selamat menjadi pemimpin yang terus meningkatkan diri. Amin