Mereka menjadi teladan yang sangat baik bagiku. Entah apa yang membuat aku terlena, sehingga aku berpikir karena aku dilahirkan oleh orangtua yang sedemikian tekun dalam mengiring Yesus, maka aku berpikir secara otomatis aku pun telah menjadi pengikut Yesus yang 'benar' menurut pandanganku pada saat itu. Bagaimana tidak? Setiap pagi, kami selalu bangun pagi sebelum fajar merekah untuk berdoa, memohon bimbingan Sang Khalik. Setiap sore ketika matahari tenggelam, kami pun berhimpun dan berdoa dan membaca firman Tuhan. Bahkan aku pernah sakit yang menurut medis sudah sulit tertolong, namun ketika aku dan keluarga berdoa, memohon diberi kesembuhan seraya berjanji menyerahkan seluruh hidupku bagi Tuhan untuk digunakan olehNya di dalam ladangNya di bumi ini. Ternyata Tuhan pun mengabulkan doaku. alias aku tersembuhkan secara ilahi.
Namun........ternyata pandanganku selama ini salah. Ketika itu aku membaca sebuah buku yang berjudul:"DILAHIRKAN KEMBALI". Dijelaskan dalam buku itu, bahwa untuk menjadi pengikut Yesus sejati, untuk menjadi anak-anak Allah, setiap orang HARUS percaya kepada Yesus dan MENGUNDANG YESUS DATANG KE DALAM HATINYA. Ketika seseorang melakukan tindakan ini, maka ia akan dilahirkan kembali oleh Allah.Kebenaran ini terdapat dalam Yohanes 1:12-13 dan Wahyu 3:20 , Yohanes 3:1-8.
Ketiga ayat ini telah meyakinkan diriku, bahwa aku perlu mengundang Yesus ke dalam hatiku secara pribadi. Selama ini Ia(Yesus) senantiasa mengetuk di pintu hatiku, namun aku tidak menyadarinya. Buku itulah yang telah membuat aku tersadar sesadar-sadarnya bahwa selama ini aku telah menikmati banyak pertolonganNya bahkan kesembuhanNya, namun aku belum menjadikan Dia Tuhan atas hidupku, belum pernah mempersilahkan Dia masuk ke dalam hatiku. Malam itu, dengan penuh kesadaran dan juga rasa malu terhadap Tuhan dan diri sendiri, aku berlutut di kamarku, seraya mengundang Yesus datang dan tinggal di dalam hatiku. Aku yakin, malam itu juga Dia telah menempati hatiku dan menjadi Raja, juruselamat serta Tuhanku selama-lamanya.
Perubahan yang kualami sesudah peristiwa itu adalah: ada damai, sukacita, ketenangan. Aku yang sebelumnya angkuh, sombong, tinggi hati (kalau bergaul, pilih-pilih teman) diubahkanNya menjadi orang yang rendah hati. Aku bisa menerima setiap orang sebagaimana adanya, tanpa membeda-bedakan mereka dari latar belakang dan status sosial apa pun. Perubahan lainnya adalah aku diubah dari hidup yang gampang putus asa menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan dengan penuh keyakinan, di balik semua kesulitan dan kesukaran ini pasti ada maksud Allahku yang mulia.
Sejak hari itu, sampai kini aku mengalami indahnya memiliki Yesus yang siap hadir dan lahir dihatiku. Ia menjadikan hatiku rumahNya. Tubuhku baitNya di bumi ini. Sungguh pengalaman yang mulia. Ia memeteraikan hubunganku dengan Allah oleh RohNya yang kudus. Roh Kudus menuntunku ke dalam seluruh kehendakNya. Ia juga menghiburku disepanjang perjalanan hidup ini;dan akan menyertaiku selama-lamanya.
Telah kubaktikan hidupku bagiNya sampai aku akan berjumpa denganNya muka dengan muka. Karena Ia berjanji akan membawa aku pulang ke rumahNya yang kekal untuk tinggal bersamaNya disana selama-lamanya. Hatiku gembira......akan kusenandungkan lagu ini disepanjang jalan hidupku agar sebanyak mungkin orang mendengarNya dan menjadi sama dengan aku, dapat menikmati kesukaan abadi bersama sang Pencipta, Yesus Kristus Tuhan Juruselamat Dunia.
oleh. Pdt. Priskila Paksoal, M.Div.
"Artikel ini di ikut sertakan dalam Writing Competition CIBfest 2009."