KEMATIAN adalah salah satu hal yang tidak sering dibicarakan. Orang-orang takut membicarakannya. Saya baru saja kembali dari kebaktian penghiburan untuk menghibur keluarga duka : Kondoy-Lumingkewas.
Bapak Henry Ismail Kondoy dipanggil Tuhan Kamis tengah malam-menjelang Jumat dinihari. Saya mendapat telpon dari Bu Niken pukul 23.15 WIB atau pukul 00.15 WIT. Bila ditinjau dari sudut usia, beliau baru berumur 51 tahun-sebuah usia yang masing tergolong produktif.
Namun inilah hidup. Hidup ini teramat singkat.Seperti dituliskan dalam Mazmur 103:15-18
"“Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.” Mazmur 103:15-18, TB."
Hidup ini bagai rumput atau bunga. Bila angin melintasinya, maka lenyaplah ia,dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Hidup ini singkat>< Kasih Setia Tuhan kekal.
Pendeta Eugene Peterson, bahkan menyaksikan kubur yang dibiarkan ternganga dan sengaja ditempatkan di jalan yang akan dilalui para biara untuk pergi ke ruang makan. Pendeta Peterson bingung dan bertanya:"siapa yang baru dimakamkan?" Mereka menjawab:"Tidak ada". Makam itu dibiarkan ternganga hanya untuk mengingatkan para biara itu, bahwa kematian mungkin akan menjadi bagian mereka pada giliran berikutnya.
Kebenaran ini benar untuk setiap umat manusia. Siapa pun kita. Tidak ada seorang pun mampu menolak datangnya maut/kematian. Namun, bersyukurlah kita yang telah Percaya dan Menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat. Manusia ditentukan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi. Masing-masing kita akan menghadap Tuhan seorang diri. Tidak ada joki-jokian disana. Kita semua akan berdiri dengan telanjang dihadapanNya, yang kepadaNya kita harus mempertanggunjawabkan hidup kita.
Bagi yang sudah menerima Kristus, hidup yang patut dipertanggungjawabkan adalah sesudah kita menerima Dia. Tidak ada lagi hukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Sebab Kristus telah mati baginya. Namun jika kita menganggap remeh korban penebiusan Kristus, maka kita akan kena murka Allah.Apa yang dimaksud dengan meremehkan korban Kristus? Kita anggap gampang-gampang saja kita berbuat dosa, lalu minta ampun padaNya. Buat lagi, minta ampun lagi. Dan pola ini kita hidupi dengan sikap mengeraskan hati, seperti Firaun, maka yang layak kita terima bukan pengampunan tapi hukuman. Sama seperti penjahat di sisi Yesus yang angkuh -sombong , ia berkata: Bukankah Engkau Kristus?Selamatkanlah dirimu dan selamatkanlah juga kami." Namun penjahat yang satu berkata : eh, diam kamu. Kita ini disalibkan karena memang kita jahat, tapi Dia tidak bersalah. Lalu ia berkata kepada Yesus:"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: Hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus. Bagaimana dengan kita ? Bagaimana kita menyikapi pengorbanan Kristus?Bagaimana kita memperlakukan hidup ini? Apakah kita gunakan untuk melayaniNya? Apakah kita gunakan untuk menyenangkan hatiNya? Allah tidak akan pernah salah menilai kita. Jika kita merendahkan hati, maka Ia akan meninggikan kita pada waktunya. Namun Jika kita tetap sombong-angkuh-merasa diri lebih benar dari orang lain (pada hal sama-sama berdosa) maka pilihlah hari ini: Kehidupan atau Kematian. Berkat atau Kutuk.
Ingat : Hidup ini Singkat & ada Makam Yang Terbuka yang siap menanti giliran siapa yang akan masuk berikutnya. Namun...Kasih setia Tuhan kekal-tetap selama-lamanya bagi anak-cucu,bagi orang-orang yang takut akan Dia dan yang ingat untuk melakukan perintah-perintahNya.
Sebab itu, sekali lagi: JANGAN ANGGAP REMEH korban Kristus di salib . Dan ingat HIDUP INI SINGKAT. Kemarin Pak Hendry Kondoy, siapa menyusul berikutnya?????
Pdt. Priskila Paksoal, M.Div.